Islam Sebagai Wahyu dan Produk Sejarah
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Fungsi
dasar agama ialah memberikan motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan
menghayati sesuatu yang sakral. Melalui pengalaman beragama, manusia mampu dan
sanggup memiliki kepekaan rasa untuk mengenal dan memahami eksistensi sang
ilahi.
Agama
dikategorikan sebagai kategori sosial dan tidak empiris. Agama juga dirumuskan
menjadi tiga corak, yaitu : pengungkapan teoritis sebagai sistem kepercayaan
(belief system), pengungkapan praktis sebagai sistem persembahan (system of
worship), pengungkapan sosiologis sebagai sistem hubungan masyarakat.
Secara
teoritis agama memiliki daya bentuk yang cukup kuat untuk menciptakan ikatan
sosial religius dalam masyarakat. Agama juga memiliki sifat konstruktif,
regulatif dan formatif dalam membangun tatanan hidup masyarakat.
Islam
adalah agama yang diturunkan Allah sebagi rohmat bagi seluruh alam. Ajarannya
yang selalu memberikan kemashlahatan bagi penganutnya, yang juga mampu
memberikan kedamaian yang hakiki tidak pada penganutnya saja tapi juga pada
manusia-manusia yang mempelajari islam secara mendalam (orientalisme). Mereka
menemukan kedamaian yang berbeda dan menenangkan hati. Allah swt sendiri telah
menyatakan hal ini, sebagaimana yang telah disebut dalam qur’an surat Toha ayat
dua, “ Kami tidak menurunkan Al Qur’an ini kapadamu
agar kamu menjadi susah “. Jelaslah bahwa islam merupakan agama yang benar dan
membenarkan manusia menuju ilahi.
B.
Rumusan Masalah
Banyaknya
agama di dunia ini membuat manusia bingung agama mana yang harus dijadikan
sebagai tuntunan hidup yang mampu memberikan kedamaian dan kesejahteraan jiwa
dan raganya. Maka islamlah sebagai solusi atas semua keresahan yang mengganggu
selama ini. Akan tetapi banyaknya yang mengartikan islam berbeda dari
pengertian sebenarnya dan awamnya akan seperti apa islam itu dan apakah sama
islam dengan agama lain.
Dan
bagaimanakah peran islam dalam dunia peradaban, budaya dan sosial dalam
masyarakat. Maka makalah ini dibuat demi menjawab atas segala kebingungan
apakah yang membedakan islam dengan agama lain. Dalam bab berikutnya akan
dibahas seperti apa agama islam dan beberapa point penting untuk mendukung
tentang kebenaran agama islam, sehingga islam bukanlah agama buatan manusia.
BAB II
ISLAM : DOKTRIN DAN
PERADABAN
A.
Islam Sebagai Wahyu dan Produk
Sejarah
Beriman
kepada Nabi Muhammad merupakan salah satu rukun islam dan rukun iman. Seseorang
tidak dapat dikatakan sebagai mukmin dan muslim jika ia tidak mengimani akan
kenabian Nabi Muhammad dan tidak mengucapkan dua kalimat syahadat. Dalam kitab
hadits Al-arba’in Al-Nawawiyah karangan Imam Nawawi, menyebutkan definisi
islam, yaitu, “islam adalah bahwasannya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya
tiada Tuhan selain Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah,
engkau menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum ramadhan dan
menunaikan ibadah haji ke Baitullah jika engkau berkemampuan melaksanakannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Beriman
kepada nabi merupakan kunci kemukminan seorang muslim terhadap seluruh keimanan
yang lain. karena Allah menurunkan wahyu-wahyunya melalui para utusannya,
seperti Al-Qur’an yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW. Manusia
diperintahkan untuk beribadah dan hanya menyembah Allah SWT. Dan melalui Nabi
Muhammad lah, kita dituntun beribadah dan bagaimana cara menyembah Allah dengan
aturan yang telah ditentukan.
Islam
merupakan satu-satunya agama samawi yang masih dan akan terus diridhoi oleh
Allah SWT. Dikatakan demikian karena, agama samawi atau agama yang diwahyukan
Allah SWT yang lain telah dilakukan perubahan-perubahan oleh para penganutnya
yaitu, Yahudi dan Nashrani. Islam juga merupakan agama yang namanya diberikan langsung
oleh Allah SWT dalam wahyunya. Seperti yang disebutkan dalam qur’an surat Lima
ayat tiga “pada hari ini telah aku sempurnakan bagimu agamamu, dan aku
cukupkan bagimu nikmat-Ku, dan Aku ridhoi Islam sebagai agamamu.”
Beberapa
indikasi mengapa islam dikatakan sebagai satu-satunya agama yang diturunkan
Allah atau satu-satunya agama wahyu, yaitu karena islam menjaga kontinuitas
wahyu dari nabi Adam as. Sampai nabi Muhammad SAW, juga beberapa diantaranya
adalah :
v Diantara
agama-agama yang lain, hanya islam lah yang namanya diberikan langsung oleh
Allah dan tertulis dalam kitab sucinya. Tidak seperti agama Yahudi (Judaisme),
Hindu (Hinduisme), Budha (Budhaisme) dll. Allah Bersabda dalam Qur’an Surat
Tiga ayat sembilan belas “Sesungguhnya agama yang diridoi oleh Allah adalah
Islam.”
v Walaupun
nama tuhan dalam islam sama dengan kaum kristen Arab, namun itu hanya sama
dalam penulisan semata. Sudah jelas bahwa nama Tuhan Islam “Allah” adalah
satu-satunya Dzat Maha Kuasa yang tiada beranak dan diperanakan. Sedangkan nama
Tuhan kristen Arab “Allah” hanyalah salah satu dari sebagian Tuhan mereka yang
ada puluhan bahkan ribuan Tuhan.
v Bagi
kaum Pluralisme islam dengan agama lainya adalah sama. Mereka menganggap bahwa
setiap agama sama benar, karena menuju satu tujuan yaitu satu Tuhan namun
dengan cara yang berbeda-beda. Namun MUI mengharamkan faham pluralisme
tersebut. Walaupun Amin Abdullah menyebutkan dalam bukunya (Studi Agama :
Normatifitas atau Historisitas) bahwa
menyambut baik terhadap sikap pluralitas tersebut. Karena dalam Al-Qur’an
sendiri telah menyebutkan dalam Qur’an Surat 109 :
"Katakan,
hai orang-orang kafir!
Aku
tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
Dan
kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
Dan
aku tidak pernah menjadi peyembah apa yang kamu sembah.
Dan
kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah
agamamu, dan untukkulah agamaku."
Surat
tersebut menyatakan bahwa apa yang dituju dan disembah oleh islam dan agama
lain sangatlah berbeda, maka faham kaum pluralis tersebut salah. Lagi pula,
kaum pluralis tidak secara nyata menjalakan fahamnya dalam kehidupan
sehari-hari, yakni mereka meyakini bahwa faham yang mereka yakini benar dan
agama lain yang menyatakan agama benar sendiri-sendiri adalah salah.
Ada
beberapa bagian islam yang merupakan produk sejarah. Seperti diantaranya,
hijrahnya nabi dan pengikutnya ke Madinah. Hal tersebut merupakan sebuah
pergerakan yang menjadikan sebagai negara dimana sejarah terjadi didalamnya.
Dengan islam sebagai pegangan hidup maka islam telah memanusiakan manusia dan
memasyarakatkan mereka. Secara perlahan nabi menjadikan masyarakat tersebut
menjadi menegara dan secara perlahan pula nabi membangun sarana infrastruktur
sebagai sebuah simbol atas keislaman pengikutnya.
Contoh
lainya adalah piagam Madinah, dimana produk sejarah kembali terjadi, nabi
memberikan ikatan yang sangat kuat dan solid bukan atas kesukuan atau golongan
akan tetapi atas dasar keimanan yang sama dan tentu lebih erat hubungannya dari
sekedar kesukuan. Dan untuk pertama kalinya nabi sebagai manusia yang
membebaskan dan memberikan kedamaian bagi para pemeluk agama yang berbeda-beda
dalam suatu wilayah. Sehingga tercipta pula kedamaian untuk saling beragama
sesuai kehendak.
Kemudian
Khulafa Urrasyiddin, yang juga merupakan produk sejarah. Saat nabi Muhammad
wafat, beliau tidak menunjuk siapapun untuk meneruskan perjuangannya. Akhirnya
secara musyawarah Abu Bakar dipilih sebagai penerus, dengan berjuang penuh Abu
Bakar melanjutkan perang yang sedang berlangsung saat itu. Walau ia hanya
memerintah selama dua tahun, tidak berarti pemerintahan beliau tidak bertindak
apa-apa, banyak jasa yang beliau torehkan. Dan saat-saat ajal menjemput Abu
Bakar menunjuk Umar sebagai penerusnya karena ia takut pergolakan akan terjadi
pada umat sehingga ia menunjuk Umar. Setelah Umar, Usman pun dijadikan Khalifah
ketiga, walau cara pemerintahannya sangatlah berbeda dari khalifah sebelumnya,
Usman cukup berjasa dalam pengumpulan Al-Qur’an. Terakhir Ali bin Abi Thalib,
saat Ali dijadikan sebagai Khalifah konflik banyak terjadi dari berbagai
golongan karena mereka yang menentang Ali merasa bahwa pandangan politik mereka
untuk menjadikan Ali sebagai Khalifah. Akan tetapi Ali tetap menjadi Khalifah
walau ia harus terbunuh oleh salah satu kaum yang menentang kepemimpinannya.
Masa Khulafa Urrasyiddin inilah disebut sebagai produk sejarah.
B.
Islam sebagai gejala budaya dan
gejala social
Menurut
Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut selo soemardjan dan
soelaiman soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
Dari beberapa definisi di atas dapat diperoleh pengertian, yaitu
kebudayan adalah suatu hasil dari sebuah pemikiran dan sikap manusia secara
lahir, yaitu gabungan dari fikiran dan tenaga lahir manusia. Maksudnya, apa
yang difikirkan oleh manusia kemudian diaktualisasikan dalam kegiatan
sehari-hari dan dijadikan sebagai kebiasaan, hal yang lumrah dan bisa
dikategorikan sebagai suatu hal yang wajib bagi setiap kelompok atau wilayah
tertentu.
Dan islam bukanlah sebuah kebudayaan, salah jika seseorang
berpendapat bahwa islam adalah sebuah kebudayaan. Seperti yang telah disebutkan
diatas bahwa kebudayaan adalah hasil dari pemikiran manusia. Sedangkan islam
merupakan wahyu dari Allah untuk umat manusia, bukan hasil pemikiran manusia
atau bahkan hasil pemikiran rasul.
Jadi, agama selain islam merupakan sebuah kebudayaan.
Dikarenakan agama selain islam didunia, adalah hasil pemikiran dan atau
perubahan-perubahan yang sangat mencolok. Seperti hindu, budha yang merupakan
agama kebudayaan, dan yahudi dan nasrani yang juga merupakan agama yang telah
direvisi sehingga menjadi agama kebudayaan.
Akan tetapi, islam adalah agama yang mendorong umatnya untuk
berkebudayaan. Karena tutunan islam dalam al-qur’an, maka manusia yang
menjalankan tuntunan tersebutlah akan terdorong untuk berkebudayaan. Misalnya,
islam atau al-qur’an memerintahkan untuk mendirikan shalat “dirikanlah
sembahyang”, karena perintah shalat dikehendaki ditempat yang bersih, bersih
dari najis dan dari pandangan yang dapat mengganggu kekhusyuan shalat. Maka
manusia berfikir untuk membangun tempat-tempat yang nyaman dan bersih, oleh
karena itu terciptalah bangunan-bangunan mesjid yang beraneka ragam bentuk dan
arsitektur yang berbeda dari setiap wilayah dan negara. Itulah mengapa islam
disebut sebagai wahyu akan tetapi mendorong manusia untuk berkebudayaan. Dan
dari segi itulah maka berbagai bentuk alat-alat beribadah dan sarana-sarana
dalam islam bisa dikatakan sebagai gejala budaya.
Agama sebagai gejala sosial sebenarnya adalah merupakan
sosiologi agama. Yang dahulunya mempelajari hubungan timbal balik antara agama
dan masyarakat. Yaitu bagimana agama mempengaruhi masyarakat dan masyarakat
mempengaruhi agama. Namun perubahan penelitian terjadi, sehingga tidak hanya
itu saja yang diteliti, juga bagaimana agama yang sebagai sistem nilai dapat
mempengaruhi terhadap perilaku masyarakat dan perilaku masyarakat terhadap
pemikiran-pemikiran agama.
Seperti saat ini dimana masyarakat indonesia mengalami
perkembangan pemikiran keagamaan mereka terhadap krisis sosial yang terjadi
saat ini. Maka dari itu islam bisa dikatakan sebagai gejala sosial karena islam
dapat memepengaruhi perilaku manusia dan membentuk manusia dan peradaban serta
mengatur hubungan antar masyarakat.